Rabu, 05 Oktober 2011

Berlaku Jujur

Oleh Hanndia
Dalam sebuah kitab Khuluqqul Muslim karya al-Imam Ghozali, beliau mengatakan bahwa, Jujur atau Benar, ialah memberitahukan menuturkan sesuatu dengan sebenarnya. Lawannya ialah Dusta, yaitu memberitakan sesuatu berlainan dengan sebenarnya, walaupun dengan tidak disengaja.
Alloh SWT menciptkan bumi dan langit berserta isinya dengan benar dan Alloh memerintahkan manusia membangun kehidupan mereka dengan benar dan jujur. Mererka tidak diperkenakan berkata dan berbuat sekehendak hatinya, kecuali dilakukanya di atas kebenaran.

Kelalaian manusia dari prinsip yang sudah jelas ini, mengakibatkan timbulnya kekecewaaan dan kecelakaan, serta merajalelaanya kebohongan, kepalsuaan dan khayalan yang menjauhkan mereka dari jalan yang benar, sehingga mereka mengasingkan diri dari kenyataan yang obyektif yang harus mereka ikuti.
Oleh karena itu manusia dituntut berpegang kepada kejujuran dengan memperhatikan prinsip kebenaran pada setiap problem yang dihadapinya dan dilaksanakan di atas ketentuan hukum yang benar. Dan yang demikian merupakan "Tiang yang kokoh" menurut akhlaq Islam.
Sabda Rasululloh saw, yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yangartinya;"Tinggalkan apa-apa yang kau ragukan, kepada apa yang tidak kau ragukan. Janganlah kamu berburuk sangka, karena berburuk sangka itu, ialah sedusta-dustanya percakapan."
Dan hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzy; "Kerjakan apa yang tidak kau ragu-ragukan, sesungguhnya kebenaran itu membawa ketenangan, dan dusta itu menimbulkan keragu- raguan."
Dari ungkapan tersebut bagi kita merupakana kejelasan perintah Alloh SWT dan Rasululloh saw, yang mana dalam menjalankan akitifitas kehidupan kita diperintahkan untuk selalu berlaku jujur dan tidak ragu dalam melakukan pekerjaan, apalah artinya bila kehidupan yang kita jalani selalu dalam kondisi yang tidak tenang merasa was-was dengan perbuatan yang kita lakukan.
Islam dalam ajaranya sangat menghormati dan menegakan kebenaran, mengusir orang- orang pendusta dan menolak keras kehadiran mereka, untuk mempertegas keburukan perbuatan dusta yang dilarang dan sangat dibenci oleh Rasululloh Saw, Isteri beliau Siti Aisyah r.a berkata yangartinya:
"Tiadak ada akhlaq yang paling dibenci Rasululloh saw lebih dari bohong. Apabila beliau melihat seseorang bohong dari segi apa saja, maka orang itu tidak keluar dari perasaan hati Rasululloh saw, sehingga beliau tahu bahwa orang itu telah bertaubat.”(Atsar HR. Ahmad)
Kejujuran bagi seorang Muslim terkadang tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, dalam pergaulan, pekerjaan, dalam rumah tangga, juga bermasyarakat semua berlaku sifat kejujuran karena prinsif ajaran Islam adalah senantiasa selalu berpegang pada ajaran agamanya.
Bagi orang yang tak berpegang pada prinsip agamanya, maka orang tersebut telah melangggar perintah Alloh SWT dan Rasululloh saw. Maka orang tersebut telah berdosa kepada Alloh selama orang tersebut tidak bertaubat dan kembali pada ajaran Agamanya maka dosa-dosa tersebut akan mengalir selama hidupnya, naudzubillah jangan sampai kita seperti itu.
Alloh telah berfirman dalam surat An-Najm [53], ayat 23 dan 28:
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka (QS. An-Najm [53] : 23)
Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. (QS. An-Najm [54] : 28)
Dari keterangan semua ini maka ada prinsip Muslim yang utama harus diketahui oleh kita semua bahwa setiap muslim itu harus berbicara jujur, benar, menepati janji, disiplin dan tertib dalam melakukan sesuatu.
Dan bagi seorang munafiq (berkata bukan yang sebenarnya) maka prinsip yang ada padanya tak lain selalu berbicara dusta, ingkar janji, berkhianat, memfitnah, melontarkan tuduhan palsu (bohong), memutuskan hubungan dengan agama, menipu dan berdusta untuk mengelabui apa yang sebenarnya terjadi.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya; "Maukah saya beritaukan tentang tiga dosa besar." Sahabat menjawab; "Baiklah ya Rasululloh," Rasululloh saw bersabda; "1. Menyekutkan Alloh, 2. Durhaka kepada ibu bapak, tandainya menyandar, lalu beliau tegak duduk sambil bersabda: camkanlah dan, 3. Saksi palsu dan perkataan bohong." Maka beliau mengulangi persaksian palsu.
Demikian tegas Rasululloh saw memperingatkan tentang dosa dan bahaya persaksian palsu. Karena perbuatan memalsu adalah dusta yang sangat menyesatkan dan bukan saja menyembunyikan kebenaran tapi menghapuskan dan mengantinya dengan yang salah.
Bahayanya sangat besar dan membinasakan, baik orang seorang dalam kasus-kasus tertentu maupun perusahan-perusahan yang bergerak dalam jasa apapun, semua bila tidak memegang prinsif kejujuran yang telah ditetapkan agama maka kehancuran akan datang setiap waktu.
Sebagai perenungan kita, hadits R. Ibnu Abid Dunya; "Perhatikanlah kejujuran. Dan apabila kamu memandang kebinasaan berada di dalam kejujuran, maka sebenarnya didalamnya-lah keselamatan.” semoga Alloh SWT membimbing kita untuk selalu jujur.
Sumber: http://www.eramuslim.com/oase-iman/berlaku-jujur.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar